Lintasmerahputih.com (Lampung Selatan) – Setelah mencuatnya dugaan korupsi pada kegiatan pembangunan lapen yang bersumber dari anggaran Dana Desa (DD) tahun 2021, di Desa Wonodadi, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan, menjadi awal terbukanya berbagai dugaan permasalahan lain di desa tersebut, hal itu berkat nyanyian dari narasumber yang kecewa dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemangku kekuasan desa setempat.
Dalam pembeberanya, sumber mengungkapkan jika Suparman selaku pemangku kekuasaan di Desa Wonodadi tidak bersikap transparan pada realisasi Dana Desa.
“Tidak ada sikap trasparan sama sekali, banyak kegiatan yang bersumber dari DD masyarakat tidak tahu,” ungkapnya.
Ia meneruskan, seperti pada kegiatan pemberdayaan dan pembinaan masyarakat desa. “Untuk kegiatan karang taruna, bayar guru ngaji dan kegiatan lainya, kepala desa tidak bersikap transparan,” ungkapnya kembali.
Iya juga mengatakan, pada pengelolaan Bumdes pihak desa juga tidak bersikap trasparan. hal tersebut dilakuan oleh pemangku kekuasan di desa tersebut demi menutupi kesalahannya pada realisasi penggunaan DD.
Selain itu sumber juga mengukapkan jika kepala desa juga memotong dana Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima oleh masyarakat desa setempat.
Sumber meneruskan, modus yang digunakan oleh kepala desa tersebut dengan cara memerintahkan Kadus bernama Tokiyo, untuk mengumpulkan uang BPNT dengan alasan sebagai uang Kas BPNT. Padahal seharusnya dana BPNT yang diterima oleh penerima bantuan ditukarkan sepenuhnya menjadi sembako.
“Kas itu depegang oleh Kadus, tangan kanan pak lurah, makanya berapa nilainya saya tidak tahu, misalkan 5 ribu per orang dikali 470 orang,” ungkapnya.
Dengan adanya masalah tersebut, masyarakat setempat meminta kepada Insfektorat Kabupaten Lampung Selatan untuk memanggil dan memberikan efek jera kepada Kades Suparman.
“Saya tahu pak Suparman sudah di panggil Insfektorat waktu itu tetapi hanya sebatas di panggil kami ingin ada efek jera bukan malah makin jadi, sebab masih banyak temuan kami dan kejanggalan – kejanggalan di desa yang tidak transparan,” ungkapnya dengan nada kesal.
Ketika dikonfirmasi oleh awak media ini di kantor desa, yang bersangkutan tidak ada.
Menurut Poniman selaku Kadus, Kades sedang ada dilapangan.
(Tim)